Sunday 6 April 2014

Wat Da Pink ?

Hello guys...
I'm so sorry for this very very late post. I had so many school activities. 'Cause now I'm in grade 9th of junior high school. I'm so busy and I've been doing try out and some test at my school. And I'll do National Examination on 5th may, dammit. Forget it.


So now I've an idea of 'clothes mix and match' I addicted with pink, I tried mix some of my 'pinky' clothes collection ye-ah.


As I know, top like sweatshirt is booming now. It's like "must-have" top for teenager.


And I also wore my "neon" running shoes wo-hoo!


I used "Bun!" hairstyle to give sporty detail.



Top (pink): Nevada (sweatshirt) // Skirt (peach): online shop // Stocking (black): Sox Galeri // Shoes (neon orange): Nike // Accessories: Ribbon band (stroberi) and Hello Kitty bracelet.

xoxo♥, ichaw...


Saturday 1 March 2014

A Little Bit Fashion *keyh?

Uhmm.. Okay guys, after I finished my "ICT Task" about blogging and post some articles. I want to tell you that I'll post about Fashion. I think this blog will be fashion blog, eh maybe ;) See you *smooch.

Wednesday 12 February 2014

Quote of The Day


Xoxo,

Globalisasi

Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.

Ciri - Ciri Globalisasi :


Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
  • Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
  • Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
  • Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
  • Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.

Dampak Globalisasi :
Dampak positif :
  • Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.
  • Mudah melakukan komunikasi.
  • Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
  • Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran.
  • Memacu untuk meningkatkan kualitas diri.
  • Mudah memenuhi kebutuhan.
  • Membuat sikap terbuka, berpikiran luas.
Dampak negatif :
  • Informasi yang tidak tersaring.
  • Perilaku konsumtif.
  • Ketergantungan dengan teknologi.
  • Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk.
  • Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara.

Source : Wikipedia

Wednesday 5 February 2014

Building Learning Power

Building Learning Power. Merupakan suatu program dari SMP Negeri 1 Sidoarjo, yang umumnya dikenal sebagai Rancangan Pengembangan Belajar. Building Learning Power sebagai tunjangan belajar siswa di sekolah di samping siswa belajar di kelas.

Program Building Learning Power meliputi :

  1. Tertib.
  2. Peduli. 
  3. Santun.
  4. Daya Juang.
1. Tertib :
    a. Ibadah.
    b. Penampilan.
    c. Waktu.
2. Peduli :
    a. Diri Sendiri.
    b. Sesama.
    c. Lingkungan.
3. Santun :
    a. Perkataan.
    b.Perbuatan.
4. Disiplin :
    a. Belajar.
    b. Mengembangkan kecerdasan.
5. Daya Juang :
    a. Bekerja keras.
    b. Bekerja dalam tim.
   c. Fleksibel.

Program ini bagus untuk pelajar Indonesia. Tetapi menurut saya, pelaksanaan program Building Learning Activity belum sepenuhnya terlaksana.

Example of Exposition Text

This is the example of exposition text (hortatory and analytical). I made the article by myself. Check it out :

How To Be A Smart Student

Do you know how to be a smart student? To be a smart student, actually it is very easy. The way can be done by all students across the world. This means, we can all be a smart student.
The first way that we can know is, believe and are sure that we are smart and can do anything. We believe that we can do everything that we can although many obstacles that face. We are also confident of our own potential. That shouldn’t namely comparing our potential with other person. So, that makes us insecure.
Then, not forget we also have to study diligently and routinely. With study routine, we can become smarter. Our brains are being refined every day. Do you know ? When you hone your brain every day routine, your brain can store trillions of memory even that will be more. So it can’t be counted by humans. Even more than a computer store millions of files in that CPU. So, we know that our brain more fabulous than other advanced things in the world.
Actually, in this world, no children were born stupid. It's just that they are lazy to hone their brain and too lazy to study. There are also people around us were stupid just because insecure with theirself. They shy of their potential. And also they are embarrassed to ask anyone else. But, some people, who are born more smarter. Indeed, they've basically given the excess since born. But still we have a surplus must also be honed.

If Hortatory Exposition : 
All people was born smart. And no people who has stupid brain. So, I recommend to all student in this world, especially student of Indonesia to study diligently and routinely. Then we must to be confidence people of own potential each other.

If Analitycal Exposition :
So, there is absolutely no difficult thing in trying to become a smart student. It is just that you have to believe that you can and always try in all of condition.

Thank You...

PENDIDIKAN

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas.
Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat global, Pasal 13 PBB 1966 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan. Meskipun pendidikan adalah wajib di sebagian besar tempat sampai usia tertentu, bentuk pendidikan dengan hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil orang tua memilih untuk pendidikan home-schooling, e-learning atau yang serupa untuk anak-anak mereka.

Filosofi Pendidikan
Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya" Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

Fungsi Pendidikan
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut:
  • Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
  • Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
  • Melestarikan kebudayaan.
  • Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Fungsi lain dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.
  • Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
  • Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
  • Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
  • Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
  • Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
  • Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
  • Menjamin integrasi sosial.
  • Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
  • Sumber inovasi sosial.

Source : Wikipedia

Intro ?

Hai semua ...
Saya Annisa Sukma Ningrati. Saya sekolah di SMP Negeri 1 Sidoarjo (IX-3/06) Sementara ini, blog ini akan saya gunakan sebagai tugas TIK dari guru sekolah saya.
Terima Kasih